kemerdekaan yang merdeka

8/17/2010 11:35:00 PM

sebenarnya ingin menulis banyak tentang kemerdekaan (yang sudah berlalu 3 hari dan semakin sepi gaung nasionalismenya, kecuali di twitter), tapi saya pikir toh post ini akan menjadi membosankan jika harus diisi dengan pertanyaan dan jawaban klasik lainnya.


kemungkinan pertama: post akan dibanjiri oleh keluhan-keluhan tentang kekacaubalauan negara, perkara-perkara politik, sosial, ya.. tidak jauh dari lembeknya kepemimpinan, mental-mental pejabat negara yang hanya berorientasi pada uang, wakil-wakil rakyat yang makin lama makin terganggu pendengarannya, juga persoalan klasik lainnya.

kemungkinan kedua: pernyataan-pernyataan yang tidak klasik, dalam artian tidak berfokus pada masalah tapi fokus pada solusi, sudah dijabarkan oleh teman-teman lain yang semakin hari semakin bisa mendewasakan diri.

saya tidak disisakan apa-apa.

*

 saya sendiri sebenarnya bosan dengan pertanyaan "apakah menurutmu negara ini sudah merdeka?" yang dilontarkan setiap tahun.
lucu. padahal kan sudah jelas judulnya 'hari kemerdekaan republik Indonesia.' masih saja dipertanyakan.
ketika bicara tentang kemerdekaan rakyatnya, jawaban pasti akan dimulai dengan, 'tentu belum, rakyat Indonesia masih...' tanpa mau mengikutinya dengan kalimat lanjutan, 'lebih baik kita memulai kegiatan seperti....' sebagai solusi.

kenapa tidak merdekakan saja kemerdekaan kita?

ya, kita sudah merdeka dan mengapa membiarkan diri dibelenggu mind set tentang ketidakmerdekaan?
bukankah dengan meyakini kemerdekaan kita telah penuh, pola pikir akan 'kemandirian' akan muncul dengan sendirinya? dan kemandirian akan memaksa kita untuk memiliki optimisme dan idealisme bukan?

banyak yang merasa telah peduli setelah banyak membuat keluhan tentang negeri. seolah, seperti semakin banyak kesalahan negara yang bisa disebutkan, semakin 'pintar'lah dia.
what a destructive mind set.
sekedar tahu belum tentu peduli. peduli itu ketika simpati bisa berubah menjadi empati, dan mau mengubah dari yang 'pedih' jadi yang 'menyenangkan'.

agak kesal ketika baca tweet beberapa teman yang cenderung menghujat indonesia.
"apa sih bagusnya indonesia?!" atau memplesetkan indonesia jadi idiot-nesia.
nyakitin hati loh, bacanya.
ketika kamu melakukan penghujatan terhadap Indonesia, kamu bukan sedang menghujat pemerintah loh. KAMU SEDANG MENGHUJAT DIRIMU SENDIRI.

tidak sedikit teman saya yang menyatakan penyesalannya karena telah dilahirkan di Indonesia, dan ini membuat saya ingin mengutip syair dari puisi SHG berjudul Mandalawangi - Pangrango:
"hidup adalah soal keberanian,
menghadapi yang tanda tanya
tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
terimalah dan hadapilah."

jadi nyalimu kemana kalau mau melarikan diri dari ke-Indonesia-anmu?

*

kalau kamu berpikir saya banyak omong, kamu bukan yang pertama.
bagi saya, setidaknya berbicara berarti berbuat sesuatu.
mengusahakan pernyataan yang kritis berarti mengusahakan sesuatu untuk perubahan.
menganalisa permasalahan itu memaksa untuk memikirkan alternatif solusi juga.
dengan menulis blog atau ngetweet seperti yg saya lakukan masih lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa selain komplain dan mengkritik tanpa solusi -- kerupuk melempem.

kita gak harus jadi politisi untuk melakukan perubahan. selama kita melakukan sesuatu, baik hobi maupun pekerjaan, dengan mengutamakan manfaatnya bagi orang banyak sebagai prioritas tujuan, we actually do something for this nation.

*

ya, kita merdeka.
apalagi yang mau ditanya?
kita 'merdeka', kita 'bebas', dan kita 'bisa'.
kita hanya perlu 'mau'.

You Might Also Like

0 comments

followers

Subscribe