surat kabar tak menayangkan hujan pagi ini

1/21/2014 08:40:00 AM



ponselku tak kunjung menayangkan cuaca dan pembawa berita terus berkata bahwa teleprompter kehabisan uap dan pegas dan di eropa mereka tak membacakan bidadari mandi di tamansari. aku pergi menyeduh kopi dan menemukan sekosongkotak sampo di dasar cangkirku: wangi jeruk dan bau-bau lain, mungkin sengat dari kepalamu yang menanamkan rambut di sela-sela draft ketikanku. pembawa berita meneriakkan angin ribut dan aku lihat serabut bangkai tikus terbang dari dinding studio. aku lihat juga seperti dua atau tiga pakaianku yang turut memacu udara, mungkin mangkir dari lubang kunci lemarimu yang mengerucutkan bau keringat entah bekas kulitku atau kulitmu atau kulit siapapun (dan karenanya aku tahu kau selalu benci mencuci pakaian dalamku.)

hujan lebat sejak semalam dan tak ada yang ingin memberitakannya dan aku juga tak suka mengulang-ulang kapan kau akan mengganti sprei sebab di balik bantalmu ada sebuah teluk yang cekatan menenggelamkan dari kesat buku-buku jari hingga beberapa lagu yang dibisikkan farjiku (dan mendung terlalu tambun). dan dari jauhar yang mengeras di tekuk buku di ujung tempat tidurmu aku tahu kau tak lagi suka pada puisi tapi rak bukuku menyimpan ruap-ruap dekapmu.

karenanya aku ingin mengajakmu untuk bergegas namun kau juga masih lebih suka senampan sarapan yang teatrikal entah cekal ujung-ujung kain entah koyak punggung dipanmu entah pertunjukan lain yang tak bisa kita ingat mana maya mana suara mana pori-porimu mana ibu jari kakimu mana pusarmu mana tiket keretaku mana belikatmu mana bekas kuku jariku mana biram di tengkukmu mana gravitasi punggungku mana waktu mana celaka mana basuh mana cuaca : aku panggil namamu; tapi mungkin sudah bukan tubuhku lagi.

-

angin ribut dari dalam studio menghancurkan ruang tamuku dan sekujur kanvas juga kertas-kertas bergambar di mejaku menyalakan pada dirinya sendiri jalar bara yang memberang dan jilatannya menyambar surat kabar yang datang merengek-rengek ke kamar tidurku subuh ini. aku tak suka membaca jejak kecupan di dahiku tapi hujan terus memayungi telinga tanpa berita cuaca hingga dengung komuter di ujung manggarai mengeluarkan bau nanah.


You Might Also Like

0 comments

followers

Subscribe