payung yang memunggungi telingamu
11/19/2012 11:34:00 PM
sayang, juga hujan di kotaku. di sepanjang jalan aku menyaksikan payung-payung yang memunggungi telingamu. juga mendengar bau nanah pada ujung-ujung tumit para pejalan kaki yang bergumam tentang sebuah sudut di ruang tamu mereka: televisi mengeluarkan batang serupa pohon yang naik hingga ke langit-langit rumah, juga seekor anjing yang menelan pendingin ruangan, atau keranjang cucian yang mengeluarkan tagihan-tagihan fantasi seks majikannya. aku berjalan kaki dengan lidahku yang mengecap begitu banyak rangka kelaliman dari lembaran buku yang kulekatkan di ujung-ujung jari. di persimpangan ini aku berteduh dan bertemu tuhan yang begitu enggan menyapa seorang penghibur yang meminta agar stokingnya jangan sobek lagi. tapi hujan begitu lebat dan jalanan begitu bising. waktu berjalan begitu malas di kotaku; begitu lamban dan berat, begitu sesak dan tamak. aku memutuskan untuk kembali ke rumah dengan merambat di jembatan yang dingin: merekamkan hujan pada sebuah plastisin yang kurekatkan di pelipismu.
aku ingin mendoakan hujan sekali lagi.
aku ingin mendoakan hujan sekali lagi.
0 comments