mungkin agama kelamin, maksudmu?

6/30/2012 08:42:00 PM

saya selalu penasaran bagaimana pasangan agnostik/ateis/deis/spiritualis di indonesia menikah.
sampai akhirnya arkan ngasih saya link ini: http://on.fb.me/NORD1t yang bikin saya ketawa miris sendiri.
kalau sampai nanti saya mengubah pikiran dan akhirnya muncul keinginan untuk menikah, baik dengan sesama agnostik maupun penganut kepercayaan yang mau menerima kepercayaan saya, saya rasa saya harus bisa menemukan opsi lain untuk menikah. alasannya sederhana: saya menghargai mereka yang beragama (ber-agama: mempercayai agama dan memaknai keberagamaannya itu), dan kepercayaan semacam itu masa kan mau saya hina dengan menggunakan seenaknya label keagamaan supaya bisa menikah?
(meski tetap absurd juga negara bhinneka tunggal ika ini: agama beda - gak bisa nikah, gak percaya agama - dipaksa punya agama meski enggak percaya. bhinneka tunggal ika ndasmu, cuk. bagaimana beragama menjadi sebuah kebebasan jika memilikinya adalah sebuah keharusan?)
lalu tiba-tiba saya bertanya-tanya: berapa banyak orang di negara ini yang menggunakan agama warisannya hanya untuk melegalkan segala hasrat birahi melalui lembaga pernikahan?

pernahkah kepercayaan-agamamu mengajarkan kejujuran:
bahwa jika hanya sekedar ingin meniduri perempuan,
kau tak perlu membual-bual perasaan,
tak perlu menjaja perjanjian,
tak perlu menjual harapan-harapan,
dan lebih lagi, tak perlu mencabuli makna 'kebebasan' dan 'kemerdekaan'?

ketidakpercayaan-agamaku iya.

You Might Also Like

0 comments

followers

Subscribe