monologikamarmandi

9/03/2011 01:07:00 AM

:
 terlalu banyak hal yang menjadikan kita bisu

ruang, waktu
percakapan-percakapan tabu,
gerutu, cerita-cerita cabul di belakang pintu,
atau umpatan dan ludah untuk bapak bertopi dan bercerutu

yang bisu dan yang terbagi
sepenggal dan nakal
semisal dua-dua jemari yang bertemuan dengan binal
atau larik-larik lagu kolong membuka jengkal
lalu
liar kita bergurau
dan kau di seberang tertawa parau

ada bekas sol sepatu para perindu
yang berangsur pada masa lalu
mungkin serupa pilu
dalam doa yang takabur

juga jejeran kaki telanjang di atas bangku
yang hendak berseru:
apa masih ada rokok barang sebatang?
atau mereka menyimpan
lebih banyak bir bintang?

tapi tak ada kata yang yang bertemuan
hanya nafas yang terpisah dan bertukaran
juga jenaka yang tak berangka
mungkin serupa usia
di gong kepala
atau gurat bakaran cemara
atau sekedar diam panjang

kau tak singkap siapa yang tertawa?
yang berlarian di atas aspal
jajaran trotoar yang gusar:
seceruk kerinduan
sebongkah kenangan
atau sekedar bayangan

ya, sekedar bayangan
yang niscaya namun selalu berpamitan
yang riang dan menyedihkan

semacam kesepian

ah, tidak, tidak
aku bukan ingin berkawan
aku hanya senang
bercengkerama

tentang sia-sia




You Might Also Like

0 comments

followers

Subscribe