­

titipan

8/13/2011 08:51:00 PM

untuk aksara adam :

mungkin semakna yang bermula dari yang bermula
atau perpanjangan rima yang mengejeki materia
rupa,
aku masih menyimpan tanya tentang dua puluh aksara
dan lima, serta satu yang bersisa.

aku adalah montase jiwa pengelana
yang suam kuku jarinya mengibarkan imaji sepanjang bentara
mungkin jatuh cinta pada yang mengapa dan apabila
yang mengada di antara yang tak ada :
demikian aku adalah.

dan sajak ini adalah titipan
dari kepala yang lelah bermetafora dalam himpit waktu tak terhingga
semacam nir-arti yang tamak berkejaran
kau tahu, kita bercakap tanpa menoleh pada jabat sapa yang mengiba

kau bilang menjejerkan kebebasan tentang kesiapaan
yang kau lakukan
sebatas penjajaran jeruji supaya kau tak dikenal
tak diobyekkan.
Kosong saja untuk melanjutkan.

You Might Also Like

2 comments

  1. Sebuah kesedihan berteman sepi berterbangan diantara dedaunan
    Melesat bersisian kerumunan senandung irama hampa yang kacau
    Terdengar berkumandang tangisan menyayat dalam rahim rindu
    Saat luka kaki menari telanjang diatas duri hening berkepanjangan

    Disinilah aku, jasad miskin rima dan rupa berbau pecundang
    Tiada aksara yang bersedia melompat dari pintu anganku
    Kejam ganas memaksa air mata rindu jatuh dalam pedih
    Mengutuk keengganan bakat dalam tubuh renta

    Duhai Yang Kuasa Yang Terkasih
    Penolong yang lemah dan tiada daya
    Ketiada sempurnaanku adalah lumrah dibandingkan Engkau
    Pun kemiskinanku adalah sakit yang tak terelakkan

    Berkatilah aku. . . hamba hina ini
    Doa . . . telah berserah
    namun jua aksara enggan memberi maaf
    Dari lubuk penghakiman dan kemiskinan

    Hanya hening dan rasa sakit yang saling bercanda akrab di dada
    Jari melangkah gontai diantara saudara saudari aksara yang tak berbunyi
    Bibir kering bergetar dalam bisik parau permohonan
    Demi sebuah hasrat tuk bertemu teman lama

    Ingin hati,
    Membuang hening bernafas gelisah dalam duka nestapa
    Ingin jiwa,
    Memadu rindu dalam sengama kata kata

    Waktu, engkau yang acuh bergerak kejam,
    Memaksaku berpulang ke rumah sepi dan berselimut kesendirian
    Kemiskinanku, mengusirku dari sebuah tempat dimana hatiku rindu berada
    Tiupkan lilin dan tidurlah, bisik nafasku bebau lelah

    Mungkin esok lebih baik
    Saat kaya aksara mengetuk pintu
    Membawa serta sepotong rima bernada
    Tuk mengunjungi kekasih hati

    Tinggalkan aku jangan
    Hina aku jangan
    Usir aku jangan
    Telah kuletakkan hatiku untukmu

    ReplyDelete
  2. Aksara membangun kata
    Kata bersusunan pada kalimat
    Kalimat merangkai sebuah sajak
    Apakah yang dibawa oleh sebuah sajak

    Tanganku bergelimang aksara, kata dan kalimat
    Apakah yang ingin dibuahi dari tangan ini
    Bangunan kosong nir maknakah atau sepotong kata selamat
    Dan ucap dari bibir mati

    Katakan padaku apa yang sedang kucari lelah
    Detak jantung dalam sepotong sajakkah
    Aroma kehidupan dari sebuah kumpulan kata
    Atau sebuah rindu yang ingin mengalir keluar melalui aksara

    Apakah yang sedang kucari diantara rimbah aksara
    Katakan padaku, aku terjerat tanpa jalan keluar
    Aku kehilangan diriku sendiri dalam kata
    Hanya melahirkan anak anak yang ingin diusir

    Apakah sajak itu
    Apakah aksara itu
    Apakah kata kata itu
    Apakah yang dibawa oleh mereka

    Hatikukah
    Hatiku untukmu kah
    Kegilaankukah
    Kegilaanku untuk duniakah

    Aku kehilangan diriku dalam rimbun aksara
    Hati yang patah dan tubuh yang lelah
    Adakah arti sajak dalam diriku yang gelisah
    Kemanakah aku ingin membawa mereka

    Atau mereka ingin membawaku
    Katakan padaku
    Peri penari aksara
    Kepada aksaramu aku memuja

    ReplyDelete

followers

Subscribe