untuk siapa pun yang kebetulan membaca.
8/31/2011 02:51:00 AM
saya jatuh cinta pada perbedaan. pada harmoni. pada keberagaman. dinamika.
malam ini adalah malam takbiran, atau bahkan sudah lebaran bagi yang merayakan duluan, yang sebenarnya tidak ada hubungan apa-apa dengan saya yang non-muslim. tapi saya ingin menjadi bagian di dalam euforia kawan-kawan yang menjalankan, sebagaimana saya ingin ambil bagian dalam kebahagiaan setiap kawan yang mendedikasikan dirinya untuk kepercayaan apapun yang mereka pegang teguh: buddhisme, hinduisme, taoisme, kong hu cu, apapun itu yang mendekatkan manusia pada Keagungan Terbesar Yang Mengatasi Segala Ciptaan untuk menyadarkan bahwa kita bukan apa-apa namun harus bisa menjadi apa-apa.
saya sendiri lebih suka dikenal bukan karena identitas keagamaan saya, meski keinginan saya tersebut lebih terdengar seperti orang yang paranoid terhadap perbedaan. tapi entahlah. jika boleh jujur, saya ingin menganut agama Universalitas saja, yang rasa-rasanya tidak mungkin ada. dan kalaupun ada, pastinya mereka akan menganggap saya telah menodai agama yang mereka anut (dan diakui di negara sableng ini).
saya sudah lama tertarik pada agama, meski terlalu sering dikecewakan oleh institusi yang menjalankannya dan oleh beberapa orang yang menganggap dirinya telah mengerti sepenuhnya. dan banyak ingatan berkelibatan berkaitan dengannya. seperti ingatan acak waktu saya masih SMA, masih dengan seragam putih rok model flare yang sebenarnya bukan abu-abu tapi hijau tosca muda, mampir ke toko buku di sebuah mal yang jaraknya hanya seharga 2000 rupiah ongkos angkot warna kuning di komplek gading serpong. rak langganan saya berlabel "Kristen/Katolik". waktu itu, dengan seorang teman di sebelah saya, saya (seperti sudah terprogram untuk) melirik buku yang judulnya menarik perhatian seperti Rahasia-Rahasia Vatikan, Catatan Gelap Para Paus, dan buku-buku lain yang saya lupa judulnya, yang menjabarkan tentang siapa Yesus di mata orang non-Kristen, bagaimana gereja sebagai institusi pernah bercela, konspirasi di dalam lembaga, dan semacamnya.
tiba-tiba dia tersentak, lalu refleks berkata, "lu enggak takut apa el baca begituan?"
balik saya yang kaget. "takut kenapa?"
"takut aja," jawabnya. dan saya tidak ingat perkataannya secara pasti. ia hanya khawatir bukunya akan menggoyahkan iman.
atau ketika secara kebetulan, seorang bapak yang beberapa kali bertatapan muka di toko buku di karawaci dengan aneh (dan terang-terangan) memelototi saya dari ujung kepala hingga ujung kaki sewaktu saya melongoki, berpindah-pindah rak, dan mencari-cari buku yang menarik di bawah label Islam, ke Kristen/Katolik, lalu ke Buddha.
/
saya tidak pernah paham kenapa orang harus mengkhawatirkan apa yang mereka yakini sebagai kebenaran jika memang yang mereka imani adalah benar-benar benar?
saya juga tidak pernah mengerti kenapa orang harus menghakimi hanya dari apa yang mereka asumsikan dari label-label orang yang bertindak seenaknya.
termasuk mereka yang gemar menghakimi orang tentang segala hal yang tidak pernah mereka ketahui dan berpikir bahwa apa yang mereka "persepsikan" mengenai apa yang dipercaya orang lain lebih baik dipertahankan dibanding mencari tahu dan berusaha melihat dari sudut pandang mereka.
saya tidak paham. tidak pernah paham.
dan malam ini saya mendapati diri saya belajar banyak hal hanya dengan dua malam berturut-turut menonton dokumenter islami di metro tv: inside islam, faces of islam, the secret of Koran........ dan baru menyadari bahwa Ramadhan memberi berkah bukan hanya untuk saudara-saudara saya kaum Muslim tapi juga diri saya. Ramadhan ini banyak mengikuti buka bersama komunitas, beberapa kali bantu mempersiapkan penyelenggaraannya, dan make friends with new people tanpa mereka pernah tahu bahwa saya bukan Muslim, dengan terus menyuruh saya "ayo kak buka puasa dulu" selagi repot ini itu. atau hanya untuk sekedar duduk menikmati marawis dan nasyid yang saya mengerti satu patah kata pun tidak.
kita mungkin bisa mencintai dengan mengetahui. tapi kita tidak berhak membenci ketika sebenarnya kita tidak mengetahui apa-apa namun hanya bisa berspekulasi berdasar informasi yang parsial yang hanya membawa kita pada dehumanisasi.
/
mungkin sepanjang malam ini kawan-kawan Muslim saya sedang merenungkan kemenangan mereka, keberhasilan Jihad besar mereka, kekuatan mereka yang tak disangka melalui berkat Allah untuk menghadapi segala cobaan, dan pelajaran hidup lainnya. saya sendiri menemukan kedamaian malam ini...............dari perbedaan.
mungkin ini otak emosional saya yang tanggap, karena tidak kunjung bisa menjabarkan alasannya "kenapa?"
saya hanya bisa berkata bahwa ada begitu banyak hal yang bisa dinikmati tanpa perlu menghabiskan banyak energi dengan membenci yang berawal dari kenyamanan berspekulasi. tapi banyak manusia di masa ini melupakannya. ah, banyak manusia dari masa ke masa yang melupakannya. perang salib, perang enam hari, peristiwa 9/11, bom bali, tragedi penusukan pendeta, pemukulan oleh ormas, isu pembakaran al quran - terlalu banyak hal yang bisa mengasami luka di dalam dada. tapi seharusnya tidak perlu dipelihara. karena agama telah banyak direcoki politik, keserakahannya, otoritas yang tidak bisa dipercaya, yang menodai itikad baik dan hakikat keberadaannya di antara umat manusia.
.....................
saya terlalu mengantuk untuk menulis dengan baik (atau memang saya tidak pernah menulis dengan baik terlepas dari mengantuk atau tidak). pukul 2.42 pagi. selamat malam.
saya menyayangi kalian semua, sangat-sangat menyayangi kalian semua, kepada Siapa-pun kalian percaya dan berdoa.

0 comments