lamunan
7/25/2011 10:14:00 PMhumanis-humanis jalanan
berkelakar dalam tangisan
ada saksi kunci dalam peradaban
tak menahu,
yang berjejak hanya pertanyaan
berkelakarlah pohon petai cina
tentang pohon di seberang trotoar
rindang
pohon berdaun kotak
lalu berkelibatan monolog tentang hakikat
waria-waria memegangi dada
bernyanyian di depan kaca
dengan billboard besar terang menyala
bis masuk perhentian
pada nihilnya pertanyaan terbawa
2 comments
Lebah lebah kecil keingintahuan terbangun menyambut pagi
ReplyDeleteMelesat ribuan kearah ketidakpastian
Pahit dan manis hidup tertawa mengundang para penyanyi
Berharap setitik madu untuk kehidupan
Pandanglah racikan jutaan warna di atas langit biru
Engkau pelamun yang kehilangan fikirannya
Tidakkah terlihat olehmu fikiran yang sedang bernyanyi dengan humanis,
menari dengan para penjaja diri di jalanan dalam senyum kebebasannya
lihatlah para lebah, lihatlah fikiran yang kabur dari rumahnya
biarkanlah mereka bernyanyi sumbang dalam kebahagiaan
dan engkau pelamun bodoh yang tersenyum
Selamat Pagi
Dua puluh
ReplyDeleteDua puluh enam aksara kehidupan
5 aksara terkenal yang terkenal
Dan. . .
Satu aksara minority yang sering menghilang
Dua puluh kali dua puluh
Dua puluh Aksara yang sibuk menari mencari pasangannya
Terikat oleh sajak sajak surgawi
Mempersembahkan tumpukan kata kata bersinar
Dan bercumbu
Menjadi kalimat kalimat gila yang terlupakan
Dalam angan pikiran dan imajinasi liar