ingat ingat

7/22/2011 10:01:00 PM

tiba-tiba saja malam ini aku ingat kelas Bahasa Indonesia-ku waktu SMA. suatu kali, di kelas, guruku, Pak Al Jaka Prasetya namanya, menunjuk murid-muridnya membacakan tugas membuat puisi. kelasku 10-A, terletak di ujung lorong. ada dua sisi dinding berjendela, yang satu berhadap-hadapan dengan jendela-jendela kelas 10-B, yang satunya menampakkan lapangan basket yang teriknya seringkali memantul ke dalam ruang kelas. pekerjaanku kutulis dengan pensil di atas buku tulis merk Boxy bersampul kertas kado yang sudah tak kuingat polanya. sampai giliranku. aku membacakan puisi-puisiku, dengan masa bodo karena buat hampir lima.

aku tidak pernah ingat apa yang kutulis.
yang kuingat Pak Jaka berjalan perlahan menghampiri bangkuku, mengangkat buku tulis dan mendekatkan ke wajahnya, lalu diam membaca.

"kalau dalam istilah puisi, puisi-puisimu ini namanya puisi prismatis. bagus, bagus," ia berujar sambil manggut-manggut, melempar pandang ke penjuru kelas.
aku tidak pernah ambil pusing, mau prismatis atau apapun, istilah-istilah lain yang tak kumau tahu. aku menulis untuk mengosongkan pikiran. aku menulis, menjejerkan aksara pengganti air mata.

memang sempat beberapa kali di kelas dua belas, kusampaikan aku mau masuk negeri, menjadi bagian fakultas ilmu pengetahuan budaya, selalu dihujani tanya materialis, "kamu mau jadi apa?"
maka aku saat ini berstatus mahasiswi desain komunikasi visual, menjadi bagian dari sekrup-sekrup industri yang mereka dalihkan 'kreatif'. di samping  buku sampul biru how to be a graphic designer without losing your soul di atas seprei, buku teori dan apresiasi puisi tulisan herman j. waluyo cetakan 1995 terbuka di halaman 140. kukutip paragraf kedua, yang membawa aku pada ingat-ingat,
Dalam puisi prismatis penyair mampu menyelaraskan kemampuan menciptakan majas, versifikasi, diksi, dan pengimajian sedemikian rupa sehingga pembaca tidak terlalu mudah menafsirkan makna puisinya, namun tidak terlalu gelap. Pembaca tetap dapat menelusuri makna puisi itu. Namun makna itu bagaikan sinar yang keluar dari prisma. Ada bermacam-macam makna yang muncul karena memang bahasa puisi bersifat multi interpretable. Puisi prismatis kaya akan makna, namun tidak gelap. Makna yang aneka ragam itu dapat ditelusuri pembaca. Jika pembaca mempunyai latar pengetahuan yang cukup tentang penyair dan kenyataan sejarah, maka pembaca akan lebih cepat dan tepat menafsirkan makna puisi tersebut.
(Teori dan Apresiasi Puisi, Herman J. Waluyo, 1995)

tiba-tiba aku ingin sekali rasanya duduk bersama Pak Jaka Prasetya, berbicara tentang prosa dan puisi, dan bahasa anak-cucu yang kian terdistorsi. atau duduk berdua dengan lawan bicara siapa saja, tentang jejeran-jejeran pikiran yang tersampaikan dalam bahasa-bahasa yang mungkin hanya kita yang pahami (siapapun kita terdiri dari).

lalu selepas paragraf itu, kuingat beliau bilang aku bisa jadi penulis, sepulang ekskul jurnalistik. tidak terlalu kuingat.
omongan serupa yang kuingat adalah dari guru bahasa inggrisku yang tiba-tiba berkata saja dalam kelas, "kamu (menyebut namaku), teruslah menulis. terus menulis. terus menggambar. kamu (menyebut namaku) punya talenta."
aku berakhir dengan blog ini, yang telah berganti tema, layout, dan username lebih dari lima kali atau berapa pun tepatnya, tidak kuingat.

kenapa aku terbiasa mengingat hal-hal yang seharusnya dilupa, dan melepas ingatan-ingatan yang sebenarnya berharga?

satu ingatan lagi tentang Pak Jaka yang pernah suatu kali di ruang guru tiba-tiba menyalamiku sambil berkata,
"tahun depan kamu jadi ketua osis."
dan hasil pemungutan suara setahun kemudian membuktikan omongannya adalah benar.
sekarang aku penasaran, jika omongannya bisa lagi benar, kalau aku bisa jadi penulis.

tapi mungkin memang sudah menjadi 'benar' katanya. aku penulis,
bukan untuk dikenal orang-orang yang adalah asing, tapi aku adalah penulis,
untuk mengenal cela dan sisa serta bentukan di dalam jiwaku yang masih saja asing bagi diriku sendiri.

ah, hanya sepintas ingat-ingat selepas hujan rintik-rintik malam ini.

You Might Also Like

0 comments

followers

Subscribe