orang pinggir panggung
7/28/2010 08:51:00 AMsaya merasa seperti menjadi bagian dari orang-orang yang berdiri di pinggir panggung ketika drama berlangsung.
melihat bagaimana para pemainnya datang dan berlalu, mengambil peran lalu menjadi bukan siapa-siapa.
mendengarkan percakapan mereka dalam personaliti yang berbeda, menjadi dia lalu menjadi 'dia' lalu berganti lagi jadi 'dia', dalam intonasi per kata yang ambigu dan ambivalen.
saya menyaksikannya dari pinggir panggung, menyaksikan kekeliruan-kekeliruan yang oleh sibak-sibak mega, kesempurnaan meningkapnya.
betapa menariknya sandiwara ini. betapa menariknya menyaksikan drama yang konyol dari pinggir panggung ini. betapa menariknya menjadi merasa tahu tentang orang-orang ketika mereka menoleh pada kita pun enggan.
saya belum berpikir untuk meninggalkan pinggir panggung ini. belum.
tak ada yang lebih menyenangkan daripada melihat segalanya ketika kita tidak dapat dilihat, tertawa dalam cemooh yang takkan pernah digubris (karena hanya jeritan memekakkan tentang pujian kita yang mereka dengar, meski palsu).
tak ada yang lebih menyenangkan daripada menyaksikan drama konyol para manusia-manusia yang menganggap dirinya sendiri ubermensch tanpa harus terjebak di dalamnya.
yang terbaik dari tempat ini: aku menjadi segala-galanya; yang mengkritik dan menjegal, dan dari suara yang tidak terdengar ini, aku dinaungi kepercayaan akan kebenaran, bukan kepalsuan sebagaimana yang mereka pertontonkan dengan wajah-wajah coreng (yang ditutupi topeng).
bagiku ini cukup. aku tak perlu lampu sorot untuk menegaskan ke-ada-anku.
0 comments