6/23/2010 12:56:00 PM
Betapa menariknya kebetulan-kebetulan kosmik yang dalam kekompleksannya terus membawakan kembali pertanyaan-pertanyaan yang saya sudahi dengan beberapa konklusi raba-raba.
Pagi ini saya membaca sebuah kalimat dari Gie yang menggelitik, sebuah kutipan dari Catatan Seorang Demonstran, yang dikutip dalam buku Biografi Seorang Demonstran oleh Moh. Rifai, yang kupikir bisa dikontemplasikan bersama dengan pertanyaan-pertanyaan saya di post yang sebelumnya:
Akan tetapi pemaparannya di kutipan yang lain patut juga saya pertimbangkan:
Pagi ini saya membaca sebuah kalimat dari Gie yang menggelitik, sebuah kutipan dari Catatan Seorang Demonstran, yang dikutip dalam buku Biografi Seorang Demonstran oleh Moh. Rifai, yang kupikir bisa dikontemplasikan bersama dengan pertanyaan-pertanyaan saya di post yang sebelumnya:
"Aku bilang cinta tidak ada (keyakinanku). Kawin - dalam kesusilaan hanyalah melacur dengan kontrak setiap malam. Cinta hanyalah nafsu kelamin belaka, yang dibuat demikian indah."Dan sempat, ia kemukakan bahwa "cinta murni lebih baik masuk keranjang sampah. Tak ada. Sesuatu yang dikhayal-khayalkan" yang menurut saya terdengar sebagai skeptisme yang terlalu tergesa-gesa.
Akan tetapi pemaparannya di kutipan yang lain patut juga saya pertimbangkan:
"Aku mempertahankan bahwa tujuan perkawinan sebenarnya ialah nafsu. Mereka bukan hendak melanjutkan keturunan atau tugas dari Tuhan.
...kalau kita bersetubuh, apakah yang dipikir, puas atau keturunan? Aku yakin 99% memikir yang pertama. Bagiku mustahil pendirian yang kedua walaupun tak aku sangkal.
Perkawinan bagiku identik dengan perhubungan kelamin. Jadi identik pula dengan nafsu. Manusia sadar akan hal ini. tetapi mereka malu disamakan dengan kemenakannya.
Jadi bagiku tak ada tujuan perkawinan buat apa yang disebut cinta dengan variasi-variasinya yang nonsense. Jadi perkawinan didorong oleh naluri biologis.. bagiku cinta bukan perkawinan.
Kurang lebih 1-2 yang lalu aku yakin bahwa cinta=nafsu. tapi aku sangsi akan kebenaran itu.
Aku kira ada yang disebut cinta suci, tapi itu akan cemar bila kawin. Aku pun telah pernah merasa jatuh simpati dengan orang-orang tertentu, dan aku yakin itu bukan nafsu.."
4 comments
gie jadi biksu aja, lol!
ReplyDelete-____________-
ReplyDeleteCatatan Seorang Demonstran oleh SOE HOK GIE. Mank ada keterangan oleh M.Rifai gt ya?
ReplyDeleteCSD kan diary Gie yg drangkai dlm buku yg dterbitkan LP3ES. Tp sya blm sempat baca si, susah ngdapetinnya.
Saya pikir, hari ini hampir 99% aktivis mahasiswa Indonesia mengidolakan Soe Hok Gie. Seorang pemberani meski tidak populer.
Pandangannya tentang CINTA mmang brubah, awalnya dia tidak percaya ada cinta suci, tapi ketika dia telah merasakannya sendiri baru dia mengubah statement.
baru baca ada komen ini hehe.
ReplyDeleteitu memang catatan SHG waktu remaja, yang dikutip oleh Moh.rifai dalam bukunya "Biografi Seorang Demonstran" (waktu menulis post ini saya belum memiliki buku CSD).
dan memang pandangannya tentang cinta berubah.
dalam post ini saya tidak menitikberatkan pada pandangan SHG tentang cinta, tapi menekankan sebuah kebetulan yang saya alami pribadi.
ketika saya menuliskan tentang keraguan akan cinta antar-personal (dua individu)di post sebelumnya, saya sedang membaca buku Moh.Rifai yang menyisipkan kutipan dari CSD tentang keraguannya akan keberadaan cinta murni ini, maka saya cantumkan di sini(: