mungkin tiga ratus radi usia hari

6/27/2014 10:50:00 PM



: kalika,
selamat ulang tahun. hampir genap tiga ratus tujuh puluh hari merentang usia dari purnama ke purnama. aku masih tak percaya kamu selalu sempat mengeja ketekunan di antara amuk kata dan bias rasa. pasar malam sepertinya enggan usai dari tiap serabut di akar rambutmu. wangi pagi dan teh susu yang batal kita seduh. kamu tahu? bulan penuh minggu lalu membantahi usiamu. ada puisi yang patah dan narasi yang abai. sepertinya kata mulai belajar mengejai dirinya sendiri dan alpa menjamu kusut di dalam kepalamu. lamur benar upaya kita menjangkau ingatan yang menjejakkan kakinya dengan geram.
seorang lelaki tua yang kutemui di sebuah stasiun mengingatkanku pada catatanmu. lelaki itu, akunya, belajar menjamu kenangan dari tiap ruang yang sengaja disisakannya agar luka dapat bernafas. betapa utuhnya kehidupan yang dihirupi segenap dekap yang memilukan. ingatkan aku untuk kembali setia menyapa sisa-sisa rekam ingatanmu. namun berjanjilah, kau takkan membenciku jika tak dapat kutahan diri untuk bertanya: apa kabar lelakimu? bulan penuh kuyakini lebih banyak menyisa asin dan masam di tiap lapang meja makanmu. sungguh aku tak paham apa yang perlu kita perjuangkan dari setiap kesetiaan pada peristiwa. kau tahu matahari cuma sebentar dan nyalimu segera hilang. bagaimana nama dapat meretas tiap perangkap elastisitas masa? bulan kesumba hanya menyertakanmu ketakutan. mungkin ada baiknya kamu cukup memutar kembali film-film kesukaanmu atau membaca berulang-ulang halaman kesukaan dari buku favoritmu --hingga setiap kata yang kau dengar hanya merangkum bunyi-bunyi yang tak punya indah irama. tapi jatuh cinta tak perlu demikian. pun, upayamu menanggalkannya.
tapi aku tahu bahwa hampir genap tiga ratus tujuh puluh hari usiamu, kamu tak akan pernah sekali pun belajar menghela jeda. sayangku, sajakmu telah dibuat renta karenanya. kita tak bisa begitu saja kembali belajar mengajari kanak-kanak dalam tubuh kita berdua untuk menyanyikan beberapa senandung yang menampung setiap rinci kehilangan. narasimu dibuat renta karenanya, meski tubuhmu tidak. tapi kutahu kamu tak akan peduli. kita toh tak bisa mengabaikan usiamu yang telah mengalahkan setiap persinggahan gurat nama. barangkali ruang tamu yang merekam petang di dahimu telah merangkum juga sebuah halaman hingga mempersilakan persinggahan untuk mengambil waktunya tamak-tamak. kamu juga tak perlu mengusirnya, kanak candera itu. sedang kanak matahari tak akan pernah patuh. kau takkan pernah patuh. karenanya, kucintaimu. dan hujan pagi masih akan tetap memilikimu.


You Might Also Like

0 comments

followers

Subscribe