yang oleh sebabnya atau oleh karenanya - entahlah - kita merasa malu. atau sebenarnya, kita semestinya perlu merasa malu. atau ia hanya sekedar pelarian rasa malu, sebab rasa malu pun diatur dalam kitab, sementara malu semestinya adalah reaksi individual yang begitu natural. yang mencicip buah pengetahuan kan nenek moyangku di eden, masak sampai menitis sisa seratnya ke dalam DNA-ku. pegawai pajak yang korup bisa tak punya malu. kementerian agama dan korup alqurannya bisa tak punya malu.ruhut sitompul tak punya malu. wiranto tak punya malu. aburizal bakrie tak punya malu. prabowo tak punya malu. habib rizieq tak punya malu. rhoma irama dan otak dan mulutnya yang begitu tolol juga tak punya malu. tapi semua akan bersatu padu tak punya malu membicarakan diri untuk punya malu terhadap kemaluan, lalu menuduh mereka yang dianggapnya menjaja kemaluan sebab mereka menikmati kemaluan dan rasa malu yang mereka anggap sebagai sebuah rejeki pada otak mereka yang begitu dangkalnya terhadap rasa malu. sebab bagi mereka yang mengaturi rasa malu terhadap kemaluan - dan persetan dengan tindak memalukan lain - adalah orang-orang yang maju. sebab di televisi kita akan melihat pada ariel dan luna dan segala bentuk urusan kemaluan lalu kita mengubah diri menjadi tuhan, sementara pada anak-anak yang lapar dan perempuan buta huruf kita bereaksi, "kasihan, memang tuhan punya jalan". sebab pada kemaluan kita menjadi tuhan dan pada ketidakmanusiaan kita menjadi bersembunyi pada dosa kemaluan. memang otak yang terletaknya di kemaluan tidak bisa dengan mudah begitu saja kita pindahkan ke kepala.
panjang umur kemaluan.