puisi doa yang birahi
6/04/2012 02:50:00 AM
jika malam besok aku memimpikanmu mengejar kereta senja ke kota lama, aku berjanji akan membingkaikan dengan manis sebuah subuh di ujung dagumu. kita akan mendengarkan nyanyian yang tak kita ketahui judulnya, karena rima telah berjingkat pada aksara yang telah meleleh di ujung lidah kita - satu dan lainnya. selebihnya kita hanya akan mendengar, ujung-ujung saraf raba kita yang menari - dan kulit-kulit kita akan bertukar wangi-wangian yang kucuri dalam sebotol plastik sekumpul detik. dan pada ujung bibirmu aku akan melumat serapah yang kutenun dalam masakan manis cokelat, yang kau sebut nikmat.
aku akan berpura-pura bercumbu dengan puisi yang kautulis waktu melamun, karena rahimku telah berjaga di lidah: dan kita akan bercinta karena aksara. kita berciuman dan makna hanya kebetulan.
kita akan bercinta dan rahimku telah berjaga di lidah. dari sana aku mengandung dan tak lagi suci; tapi sesegera fajar yang marah memanjati doa yang kita lupa: aku akan melahirkan lebih banyak kata-kata, sebab rahimku telah berjaga di lidah.
aku akan pergi menulis lagi, hanya jika aku bermimpi.
puisi-puisi kita akan bercumbu sekali lagi, dan kata-kata kita bersenggama senikmat pagi.
0 comments