sirkus paranoia

5/28/2012 12:21:00 AM

saya melamun ketika saya tak punya teman bicara. saya melamun ketika saya bosan membaca.
tapi belakangan saya mulai mudah melamun ketika menyaksikan orang-orang pintar berbicara di depan saya.
kepala saya kemudian berisi sirkus paranoia.

semisalkan pada suatu malam, lamunan ini hinggap di kepala:
badut-badut bermunculan dan bercerita tentang orang-orang di dalam menara gading yang gemar menari untuk dirinya sendiri sebab institusi secara tak langsung membentuknya demikian?
jumpalitan mengejar IPK 4,00, karena nilai dirinya dianggap hanya berasal dari sana; karenanya kita harus bisa lebih pintar dari yang lainnya, dan menyimpan ilmu bagi dirinya sendiri, dan menyebut dirinya lebih berbahagia dari yang lain karena dapat pekerjaan lebih dulu dan gajinya lebih besar, maka menyisihkan yang lain dari kesempatan pekerjaan yang tak diambilnya juga. badut-badut bersenang-senang sendirian.
tapi itu hanya adegan paranoia yang menggelikan.
masa kan saya dan kawan kawan akan sedungu itu?

dan saya menyaksikan diri saya, di sudut tirai sirkus memangku tangan dan berbakat untuk bersedih :
masa kan ada orang yang merasa perlu jadi sarjana hanya karena punya uang?

masa kan ada orang yang merasa perlu makan hanya karena punya uang?

bagaimana nanti jadinya saya keluar dari tenda sirkus ini dan berjalan sendirian, menyaksikan orang bertengkar di depan kedai:
"ini kan makananku, aku yang punya uang dan aku yang beli di warung seberang! kenapa kau minta kubagi?"
seekor anjing laut liar tanpa penjinak melompat masuk dan beratraksi di tengah panggung melempar buntal-buntal uang dan kumisnya bergoyang-goyang.
seseorang di luar tenda berteriak:
"ini kan ilmuku, aku yang punya uang dan aku yang beli di sekolahan! kenapa kau minta kubagi?"
anjing laut ditembak mati seorang penonton yang membawa pistol di saku celananya.

dan sepasang orang-orang jangkung melangkah masuk ke dalam panggung membaca buku. buku-buku! serantaian mengikutinya sampai ke belakang -- buku-buku yang begitu banyaknya! makanya penonton bertepuk tangan sementara mereka enggan menoleh ke bawah. congkak benar!

nah, apa coba yang lebih mengerikan dari baju, perhiasan, mobil mewah, dan gadget yang dipamerkan kelas menengah hingga atas sebagai harga untuk dirinya?
buku-buku!
buku-buku yang dijual di ruang dingin ber-AC yang penjaganya mencurigai pengunjung yang keriting kerah bajunya, juga kusut rambut dan celung matanya, dan tak berwangi biang-biang parfum eropa!
(lucu sekali mengingat nyeri yang muncul dengan ganjilnya melihat orang-orang ini berfoto bersama buku-bukunya yang bergengsi penulis maupun judulnya, dan tak saya pahami juga mengapa dunia mereka berdiri sendiri di kamar yang lebih wangi?)
"aku berbangga membaca buku ini!"
"mengapa kau berbangga?"
"karena kau tak membacanya dan tak tahu apa isinya."


seekor lagi anjing laut mati ditembak. kali ini oleh penjinaknya.

sementara panggung semakin ramai dan gajah-gajah bersolek bergoyang dengan musiknya yang flamboyan. pesulap satir amnesia dan mulai membaca sajak cinta. seekor bangau berjalan linglung dan menenggak kokain. semua orang mabuk daratan, pun saya juga.


saya ingin bilang: seseorang harus membangukan saya dari sirkus paranoia, tapi hanya saya yang bisa melakukannya.
dimana letak tombol reset?

You Might Also Like

0 comments

followers

Subscribe