untuk wangi gerimis dan dekapan hujan
1/29/2012 04:56:00 PM
: andriansyah
aku tidak sempat menampung sisa gerimis di cangkirmu.
apakah kaki-kaki kita sempat menjenjang dalam kantung plastik
membungkus waktu seperti atap afrizal malna?
karena sepotong anak dahan dan lantai aspal yang basah
hanya membawa pulang semangkuk hujan dan awan mendung.
puisi-puisi landai. bahasa-bahasa biru. rima yang urung.
kenapa kita menggendong senja berwarna hijau?
aku masih ingin meminjamkan dengan paksa, barangkali satu
atau dua, tiga, nafasku untuk kamu simpan di pinggir pelipismu
mengapa manis sisa kopi di bibirmu, dan jarimu memeluk hujan
jarimu memeluk hujan. memeluk. hujan.
dan rindu yang enggan telah aku lepas terbang
dongeng buruh. nyanyian tembakau. serbuk kopi dan bau sore.
kenapa kita perlu mengantungi separuh waktu untuk sekedar ingat pulang?
gelas kopi tak perlu dasar dan senja tak perlu lekas biru
mana pinggangmu; biar kuselipkan beberapa bait puisi di sebuah pelukan
dan pada ujung rima kita tidak perlu ingat untuk bertanya
jarimu akan tetap memeluk hujan dan aku akan menampung manis
wangi gerimis dan selongsong rindu.
selongsong rindu. yang tak perlu ingat gagasan untuk pergi.
aku ingin renggut, menghirupi nafasmu. aku ingin lekat dan menghirupimu.
2012
0 comments