untuk laki-laki yang menulis puisi pada pukul tiga pagi:

12/31/2011 05:40:00 PM

ini ada titipan nyanyian hujan:
namanya rindu. tapi hanya potongan. sudah karatan pula.
maklum, oksigen beton dan angin masam.

bukan begitu ya yang bisa bersisa dari menjadi tua di ibukota?
sawah beton, pancang-pancang angkuh, dan sedikit kopi jahe.

(juga sekeranjang kayu manis. barangkali di pipimu.)

di sini, di ladang ilalang dan kunang-kunang tinja
ada kenari di kelopak bunga duka, iri pada malam dan gerimis di jembatan.
dan di pekarangan ada jejak roda,
juga gerigi-gerigi janji yang tak penting untuk ditepati:
apakah jari-jarimu akan membangun dermaga di ujung rambutku?
apakah jari-jarimu akan membangun pancang di sudut pinggangku?
apakah jari-jarimu akan ikut bersama hujan hingga pematang januari?

aku bahkan tidak tahu tanggal lahirmu,

apalagi untuk tahu kasut kusut di puisimu. 
eh, sepasang daun jejawi hinggap di kap lampu persimpangan, cemberut.
boleh aku menitip sebuah kecup?

2011

You Might Also Like

0 comments

followers

Subscribe