gerah

12/04/2011 10:16:00 PM

1. semakin gerah dengan konsepsi pacaran = membiarkan salah satu mendominasi.
secara enggak sengaja duduk bersebelahan meja di sebuah restoran cepat saji di jakarta barat dengan sepasang muda mudi, duduk berpasangan. sepanjang saya makan, laki-laki ini (sepantar saya), ngomong melulu (harafiah). si perempuannya cuma ngeliatin, dengan muka bahagia, tentu saja. dan omongan laki-laki ini selalu dimulai dengan "aku..", kemudian "iya, terus aku.." "aku kalo di SMA..." "aku tuh orangnya..." "aku sih begini.." "ya kalo aku...". oke, ini rempongin urusan orang memang, cuman saya bingung kok bisa gitu betah sama pasangan yang orientasinya diri sendiri melulu.
juga contoh kasus lain dimana laki-laki yang memegang kendali si perempuan harus begini dan begitu, tidak boleh begini dan begitu. ini sih minta ditinggalin amat. pacaran kok memperkosa kebebasan individual.

2.memikirkan kata-kata pastor di homili misa minggu ini, tentang berdamai dengan Allah dan memiliki iman yang rindu untuk pulang. barangkali memang begini caranya berdamai dengan Allah - dengan pengetahuan, bukan cuma iman. Saya  mau berdamai dengan Allah tapi bukan dengan kedangkalan. dan saya rasa kita semua punya iman yang rindu untuk pulang. selalu ada jatah rindu yang tinggal di hati setiap orang - baik kepada Tuhan atau pada kekuatan lain yang dia percayai.
minggu ini kembali gerah karena harus berurusan dengan umat beragama yang dangkal dan menolak untuk belajar. bukan otoritas saya sih, dan bukan urusan saya juga. tapi karena kita paham, maka harus berbuat sesuatu. menyadari keberagamaan tapi menolak menyadari keberagaman itu sama aja dosa. lucu melihat orang-orang ini bermegah dalam fasisme klaim kebenaran. dan saya sih ogah (kembali) memanjakan kedangkalan orang-orang ini.

You Might Also Like

0 comments

followers

Subscribe