11/18/2011 02:17:00 AM
kamu mungkin bisa menyebutkan nama saya, tapi saya ragu-ragu.
dan ragu-ragu itu alasan mengapa saya secara sadar telah memelihara rasa ingin bersama kamu, dengan cara-cara yang akan cepat menyeretmu dalam gesa untuk berlalu; kamu tahu, sekedar pertanyaan 'kita ini bagaimana?'
untuk ragu-ragu: untuk menjadi gelisah dan mempercayai kemungkinan-kemungkinan.
kamu tahu? saya merasa nyaman dengan ketidaknyamanan, dan tidak nyaman dengan kenyamanan.
saya tidak suka mengucapkan janji-janji yang memberikan harapan, rasa aman, kepercayaan atas kepastian yang menghadirkan kenyamanan - mereka hanya membawa saya pada rasa tidak nyaman yang tidak bisa saya nyamani.
sementara lekat rindu yang kita masing-masing sisip dalam puisi adalah semarak kegelisahan yang menyenangkan. kita bisa mencintai lewat puisi, kita hanya tidak bisa memiliki lewat puisi. kita merayakan cinta, mungkin, dalam kata, dalam sajak; tapi makna, sesederhana: apa itu cinta? jika masing-masing dari kita mengucapkan cinta, apakah akan sama makna? dan jika masing-masing kita mengucapkan cinta yang berbeda makna, apakah kita akan tetap saling menerima? - akan tetap lumat menjelma dalam udara yang tidak bisa masing-masing kita genggam. saya terbiasa menafasi kegelisahan yang saya rayakan dalam semesta saya yang sekarang. kamu hadir kemudian.
dan semakin saya berpikir tentang kita dan bagaimana kita seharusnya menjadi kemudian, semakin menjadikan kamu sama dengan kegelisahan yang tak perlu kita rikuhi dengan kepastian : menyenangkan, dan selalu ingin saya rayakan (dan bukan tidak mungkin dengan cara sendirian.)
0 comments