9/06/2011 01:41:00 AM

1. orang-orang yang merasa hidupnya hanya bergantung pada sekedar punya dan tidak punya pacar sepertinya bakal puber enggak selesai-selesai. iya, kita udah mau kepala dua, masbro mbaksis. hidup lu enggak cuman cari jodoh doang.
2. but anyway, saya melihatnya dari perspektif saya: i don't believe in marriage. nuff said.
3. industri pendidikan membentuk sistem edukasi yang tidak lagi mengedepankan ilmu. ya, coba lontarkan saja pernyataan, "saya mau kuliah sastra jawa." sebagian besar respon adalah, "mau jadi apa? mau idup pake apa?"
4. mereka salah jika mengatakan bahwa orang miskin adalah orang yang tidak memiliki persiapan. permasalahan makan, keharusan untuk survive sbg makhluk hidup, adalah suatu persoalan etis yang berbeda. maka ketika idealisme diteguhkan, yang dipersiapkan adalah kemampuan untuk hidup miskin.
5. hidup miskin mungkin siap. hidup susah yang berat.
6. but happiness is simply a state of mind. kebanyakan drama deh orang-orang yang ga bisa bersyukur.
7. perempuan harus berhenti melakukan ini dan itu yang tidak sesuai dengan suara hatinya sendiri hanya dengan alasan demi laki-laki. if he really wants you, he'll love you in anyhow you look like. get it right.
8. dangkal adalah pemikiran yang hanya berdasar pada asumsi untuk mengadili.
9. saya tidak percaya siapa-siapa: pemerintah, polisi, apalagi politisi. segala sistem dan otoritas harus dipertanyakan.
10. sepertinya saya terlalu banyak mengadsorb propaganda dan teori konspirasi.
11. saya tetap lebih suka puisi. tapi agak males juga sama puisi yang terlalu tumpah.
12. johan bilang, menulis puisi itu tidak longgar. tapi bagi saya, di situ kuncinya. puisi bisa menyimpan banyak imaji tersembunyi. dan yang paling nikmat dari membaca puisi prismatis adalah kesesatan maknanya.
13. manusia punya tanggung jawab besar atas kehendak bebasnya. ya, mengutip sartre lagi, man is condemned to be free. mungkin arkan akan menimpali (lagi), "freedom is delusional." but i'm already delusional, lalu apa salahnya?
14. saya engga tahu kenapa beberapa orang ini suka sekali sama bir. padahal rasanya enggak enak.
15. tapi orang-orang yang menggilai bir inilah orang-orang yang paling enak diajakin ngomong. dan enggak pernah masalah kalo orang ngebir atau ngerokok, selama enggak menyusahkan saya.
16. punya keinginan buat kabur dari rumah buat sekedar jajal naik gunung. gila sih. kalo ilang di sana entar enggak ketauan karna ga bilang-bilang.
17. saya mengasihani orang-orang yang suicidal karena merasa dirinya ditindas dan direndahkan orang lain. menjadi bahagia justru adalah pembalasan dendam terbaik.
18. menjadi suicidal itu bukan ikut tren. asal ikut tapi engga sadar artinya? pathetic.
19. saya enggak suka mereka yang mendiskreditkan orang berdasar ras, tampilan, agama, status sosial, kepemilikan barang bermerk.
20. sexual orientation enggak etis dijadiin joke.
21. komunis enggak melulu ateis.
22. dan kalo memang engga percaya tuhan ya ngaku aja ateis, engga usah sok-sok ngikutin kepercayaan orang yang sendirinya engga paham makna filosofisnya apaan.
23. paling capek sama orang yang masih menyalahartikan anarkisme. dan hina adalah menyandangkan 'anarkis' pada FPI.
24. yang masih berpikir kalo komunis sama dengan jahat pasti kemakan propaganda antar generasi
25. ke toko buku paling enak sendirian. jadi enggak usah denger orang menye-menye pengen cepet pulang karena "bosen, enggak ada yang bisa diliat." menyedihkan hidup lu.
26. saya enggak suka mal. dan kampus saya udah mulai kayak mal. bete sendiri.
27. mulai tidak menyukai mobil pribadi.
28. mengutip mdtrsw, 'gue ga mau nikah, tapi kalo punya kekasih, mau.' iya, mending life-long comradeship kayak beauvoir sama sartre. minus poliandrinya beauvoir, ya.
29. saya suka lucid dream. tapi saya engga suka fase sleep paralysis-nya.
30. saya engga bisa tidur.

You Might Also Like

1 comments

  1. nomor 2:
    pernikahan bukan janji kedua pasangan untuk saling menyanyangi, tapi sekdedar gengsi untuk menjaga janji di hadapan para saksi
    nomor 3:
    Tren perguruan tinggi tahun 80-an: ekonomi atau manajemen
    tahun 90-an sampai pertengahan tahun 2000: Teknik Informasi
    Pertengahan tahun 2000 sampai sekarang:
    Desain Grafis

    nomor 13: lebih baik delusi ketimbang ilusi

    ReplyDelete

followers

Subscribe