ketika hanya bisa menerka-nerka pikiranmu lewat jejeran lini masa yang membatasi seratus empat puluh karakter, aksara di jurnal maya berlatar biru, riwayat di buku muka, lalu kelabakan memikirkan caranya memulai  percakapan; meski ada-ku sekedar pembunuh waktumu yang membosankan.

bisa juga #rindu ketika
dengan mistis mendengar suaramu di sisi telinga
atau mengecap aroma tubuhmu yang berbauran semangat

sesekali disisipi sekelibat mata yang bertatapan - berakhir dengan canggungku.

dan sekarang ini #rindu,

bertanya-tanya siapa yang sedang kau pikirkan.

dan ini #rindu,

hanya bisa tersampai sembunyi-sembunyi

(sambil dengan naif bertanya-tanya jika bisa berbalasan)