Mencintai Dunia

5/27/2011 07:20:00 AM

Mendadak saya kepikiran tentang istilah "keduniawian" dan apa pasangannya? "kesurgaan"?

Beberapa waktu lalu sempat bercakap-cakap dengan satu-dua orang teman yang sama-sama setuju bahwa yang terpenting dari manusia adalah ajaran moral dan etika, yang tidak terbatas dari hanya menyandang label suatu agama saja. Secara kebetulan, sisa percakapan tersebut menyeruak lagi di kelas, saat sesi presentasi tentang degradasi nilai dan moral yang sempat tertunda bagi beberapa kelompok.
Seorang teman menyatakan pendapat kelompoknya, bahwa "Orang-orang zaman sekarang cenderung lebih suka berfoya-foya, hedonis, egosentris," dan lain sebagainya (saya lupa detailnya), dilanjutkan, "Pokoknya udah duniawi banget deh."
Saya pernah bertanya-tanya sendiri sebelumnya, dengan randomnya, bahwa sebenernya apa yang salah dengan mencintai yang ada di dunia? Di sini kita mengada dan menjadi. Saya mencintai yang ada di dunia: alam semesta dengan segala kompleksitasnya, termasuk manusia dan segala ciptaan. Saya mencintai itu semua, dan sudah seharusnya kita mencintai itu semua.

Seharusnya orang mulai menggunakan istilah yang lebih tepat dan meninggalkan istilah "mencintai dunia" yang saya anggap justru sebagai keharusan (jika bukan kita yang mendiami dunia yang mencintainya, who else will?), dan menggantinya dengan "mencintai ciptaan manusia."
Manusia cinta pada uang. Uang ciptaan manusia.
Manusia cinta pada popularitas. Popularitas ciptaan manusia.
Manusia cinta pada gelar. Gelar ciptaan manusia.
Manusia cinta pada ciptaan manusia. Dan itu yang seringkali bertentangan dengan tanggung jawab moral.

Mungkin hanya sekedar diksi yang keliru dari dogma agama, yang diartikan secara harafiah oleh beberapa orang. Mencintai yang ada di dunia bukan sepenuhnya kedosaan, kepercayaan saya. Tunduk pada ciptaan manusia yang demikian. Apalagi yang anti dengan cinta-pada-dunia, lalu tidak pernah peduli atas apa yang sedang terjadi di dunia (bicara tentang dimensi waktu dan tempat).

Baik, tulisan yang muncul di pagi hari ini memang absurd adanya. Bukan saya mencemooh hasil ciptaan manusia, pun akal adalah hal tertinggi yang dimiliki spesies kita. Hanya saja, tidak melulu yang diciptakan manusia itu baik, belum lagi kalau ingat setiap manusia punya kecenderungan untuk menjadi superior atas sesamanya.

You Might Also Like

0 comments

followers

Subscribe