The River in The Pines mengalun pelan

dari layar yang berkedipan

tuts alfabet berketuk membendakan pikiran

syairmu berkelibatan

di dalam kepala dan enggan menghilang

Pada siapa kamu jatuh cinta?
Mungkin sama, dengan kebosanan

Berpikir dan terus berpikir

melamun di belakang jejeran bedak masyarakat di lini masa

ditimbun oleh manusia

yang oleh kebebasannya sendiri terpenjara

lewat dua puluh empat jam bercengkerama

menjadi romantis di jerat kota kapitalis

beranjak kembali ke dalam selimut yang menggoda

yang telah asing sepanjang malam pikiran kita berkelana

pukul delapan lewat dua puluh

andai kita menjelma dalam satu tubuh