tar
7/04/2013 03:46:00 AM
bau mesiu, ya, kepalamu. seperti pagi yang dirampas jauh-jauh dari tuhan yang ulung.
kau dengar, tidak? ia menyanyikan senyanyian butir pagi untuk mengejekmu kemudian :
kau dibuatnya berlari, supaya ia bisa menertawaimu tatkala kau terkantuk.
persis lubang sumur yang yang menimba terlalu banyak permohonan. di sakumu!
waktu berdenyit-denyit. dengar? lekas dan menggelikan
di gusarmu - yang kamu bagi dalam sebuah obrolan. dengan kepalamu sendiri.
derit-derit, tarung itu. di dadamu. tak lembut. ya,
lambat benar urung pelatuknya dikokang ke kerongkonganmu
jangan mati dulu! usiamu dua puluh dan banyak mau
sebentar, sebentar, tuhan tidak pergi tidur dulu.
duh, wangi benar hari minggumu. retak pegap lendir di bantal - mengepul
doa-doa najismu yang terkabul. ya. dengar?
bau mesiu di kepalamu. sedap kusyuk dan menjijikkan.
0 comments