­

post-mortem ; 02

7/20/2013 04:58:00 AM



terjagalah!, perempuan itu berseru kemudian. ribut bunyi sunyi yang dicengkeramnya dengan geram. perempuan itu mengerang pada cermin yang memapar lubang matanya dan karenanya telah belajar ia mengeja bait-bait puisi yang menghujah di lubang-lubang kulitnya.

tidakkah tubuhmu adalah luka yang menghukum khuldinya sendiri!, serunya lagi, meski dengan getar. buncah kembali cermin yang menjelma ruang-ruang kepalanya. sewaktu subuh menggulung di bahu ranjangnya yang lugu, ia saksikan sisa-sisa puisi turut juga meramban daun pintu.

puisi-puisi itu, sayangku, pergi cemburu ;mencumbuimu.


You Might Also Like

0 comments

followers

Subscribe