sebelum kemarau habis merintik dan hujan turun lagi
3/26/2013 12:09:00 AM
: laki-laki yang mencuri sepotong pagi di hari minggu
/i
kekasihku telah berjanji mengajariku sebuah permainan yang dapat kami habiskan di akhir pekan :
sekotak masa depan dan perasaan-perasaan. kami hanya perlu melempar dadu ke atas papan. waktu itu, kuingat betul : kekasihku duduk memangkuku di sebuah kursi rotan di halaman. jari-jari kakinya menghadap ruang depan, dengan televisi yang berkedipan sambil menyuarakan teriakan-teriakan juga kebakaran di jalanan. di matanya aku menyaksikan pertengkaran. sementara di telinganya aku mendengar sebuah jendela yang membuka; ribut menghadap ke kebun belakang.
dari sana kuhirup wangi teh susu yang telah lama tak lagi membangunkanku di sebuah hari minggu.
hari minggu tanpa sepotong pagi. pagi yang telah kaucuri. pada sebuah hari yang tak ingin kuulangi.
/ii
aku tak pernah ingat berjanji menuliskan beberapa bait puisi yang kukulum di ujung-ujung lidahku. jari-jariku mengetik selembar prosa yang tak pernah selesai. sepertinya, kuduga, kaki-dashi yang menyelinap telah lebih dulu mengapit narasi-narasi yang bermekaran di sela denyut-denyut - kelaminmu - sialan - kudengar - juga - denyut - kelaminku.
aku lupa kalau aku tak suka membaca roman.
/iii
namun barangkali selalu ada yang berkhianat dalam pelajaran mengingat. hari ini hujan dan aku berteduh sebentar. jejak-jejak yang tak kukenal mampir duduk bersebelahan. bertatapan dan bercakapan. berkeinginan dan melupakan. satu dari antaranya diam-diam mencuri ingatan. kemudian aku ingat : satu dari antaranya diam-diam berharap mencuri sebuah ciuman. kemudian aku ingat : satu dari antaranya diam-diam mencuci sebuah dekapan.
selalu ada pelarian dalam pelajaran untuk melupakan.
/iv
setiap sore kekasihku merusak lebih banyak barang-barang, sebab kultus telah mengorek kantung celananya dan menemukan sebilah pisau yang ia pakai untuk menulisi luka di dadanya. aku membaca lebih banyak buku-buku dengan narasi-narasi yang begitu kaku untuk kubuat rampung. kekasihku bertanya, apa kamu menyayangiku? aku melempar dadu ke atas papan dan berkata dengan ciuman-ciuman. sebab perasaan-perasaan telah mengganti dekap yang kami habiskan di derak-derak dipan.
malam-malam. diam-diam. aku tak menyimpan banyak-banyak perjanjian.
/v
hari mingguku tersusun oleh dua ingatan: kepura-puraan dan persembunyian.
kekasihku akan bertanya, masih kau ingat-ingat lelaki itu lagi? aku tak terbiasa mengingat nama.
aku mengingat rasa. karenanya aku menjawab, tak lagi kuingat nama laki-laki itu.
aku hanya mengingat sebuah pagi sebelum hujan turun lagi.
0 comments