mungkin kita sama, pernah bertanya kemana kita pergi dan apa yang dicari. pada yang Tak Terjamah kita berbicara tentang resah sementara mungkin nama-Nya sudah jauh ditinggalkan. semesta merekam jejak pasasir yang beranjak pergi, bukan untuk menjadi tapi mencari. yang mungkin berpulang pada sepi, atau melangkah lagi, lalu dalam perenungannya di tepi, ada musim yang terpatri: tentang hidup yang mungkin saja nir-arti, yang tak menjadikan rentangan telapak kita berpikir untuk berhenti. mencari, bukan menjadi.