krik.
8/04/2011 11:31:00 PMNirwan Dewanto itu rada nganeh juga ya dipikir-pikir. kebetulan saya kemarin telat sampai ke Salihara (super macet, nyet. jam satu dari rumah sampe sana jam 5. bisa ke bandung dulu kali ye, cusss); dan kelewatan ceramah bagian awal. sampe ke sana udah nyampe di tengah-tengah ceramah, dan yang paling keinget adalah: dia sering banget bilang “enggak penting”, terhadap bagian-bagian dalam puisinya GM. agak mengganggu sih. dan ternyata bukan cuma saya yang terganggu dengan ketergesaan si Nirwan dalam mengapresiasi puisinya GM. si Johan memprotes hal yang sama, karena Nirwan keseringan bilang “enggak penting”. kayak “siapa itu Tiar? enggak penting.” (puisi Piknik), “Marly mungkin saja nama tempat di Eropa, tapi kalau kita tahu pun, itu tidak penting” (puisi Z) terus apa lagi ya saya lupa detailnya, tapi dia lebih dari 3 kali bilang kayak gitu; dan enggak tahu juga, mungkin saya yang enggak sampe ke maksud sebenarnya dia waktu mengartikan ” Di bawah bulan Marly / dan pohon musim panas / Ada seribu kereta-api / menjemput pada batas /” (sajak Z) secara harafiah sebagai: di bawah satu pohon ada seribu kereta api (dan pengunjung salihara ketawa, bo. zzzzz)
justru menurut saya, kunci kenikmatan dari membaca puisi prismatis adalah “ketersesatan”-nya yang menyenangkan. puisi prismatis disebut demikian karena rangkaian kata dalam puisinya mungkin akan agak sulit untuk dicerna, namun sebenarnya membaca pembaca pada kemungkinan-kemungkinan interpretasi, sebagaimana cahaya yang dihasilkan melalui prisma yang menghasilkan banyak warna cahaya. puisi-puisi GM adalah puisi prismatis. yang harusnya dinikmati “ketersesatan” makna dari bahasa yang digunakannya dalam puisi, bukan malah jadi bagian yang “enggak penting”.
puisi prismatis itu kaya (salah satu alasan kenapa saya mengagumi karya GM), tapi puisi prismatis sekaya apapun akan jadi sekedar puisi gelap kalau kata-katanya hanya sekedar ditangkap mata lalu usai maknanya tanpa pembaca menikmati posibilitas makna yang disuguhkan.
bener nih kata Johan. si Nirwan semacam anti-gnostik. kritikus puisi anti-gnostik. krik.
0 comments