4/25/2011 10:26:00 AM

Terjaga, oleh dering yang mengeksekusi dimensi jarak dalam ketidaksiapan manusia mencapai kata ‘terhubungkan’.

Terbangun, oleh hakikat kehendak bebasku sebagai manusia; berjalan bersama tanggung jawab itulah tetap bisa kutemukan kesenangan,
(karena jika makna sudah tidak lagi ada, lebih baik kutinggalkan)

Tersentak, mengingat mimpi yang baru saja terlewati. Baru sekali waktu aku bermimpi dengan penuh kemarahan, dan geram yang begitu padat bisa kupapah ke luar bawah sadar. Mengerikan. Tentang kebencian terhadap seorang guru yang membatukan kesal, entah siapa. Karena dalam kesekaranganku, belum ada yang demikian ingin kumaki di hadapannya, jika “Guru bukan dewa dan murid bukan kerbau”.

Ah. Mungkin dasar hatiku saja yang ingin memberontak, lalu terproyeksikan dalam mimpi;
tapi jika hanya proyeksi yang kusaksikan, kembali lagi aku bertanya:
jengah ini, pada siapa dan untuk apa?

You Might Also Like

0 comments

followers

Subscribe