dan seperti gelisah yang sebelum-sebelumnya

6/24/2010 09:25:00 PM

saya terjebak di dalam keadaan yang tidak mendukung saya untuk duduk tenang diam dan tanpa beban belakangan ini; kegelisahan yang terlalu tak beraturan dan terlanjur memburu datangnya.
saya gelisah atas pencucian otak yang secara tak sengaja telah mengobyekkan saya -entah sebagai orang yang sekian berapa-, dengan buku-buku dan beberapa pemahaman yang saya baca.
ya, iman saya sedang kering-keringnya dan menjengkelkan sekali untuk mengakui bahwa saya baru saja membeli (dan mencoba membaca) buku yang salah, tentang masa depan nalar (dan kemenangannya atas dogma), yang ditulis oleh seorang "friendly atheist' - begitu seorang asing aneh merespon tweet tentang terbelinya buku ini.
dan pemahaman Gie tentang agama juga cukup membuat saya meracau di antara keyakinan atas kerancuan dan keraguan atas kepercayaan: banyak dari pikirannya mengenai agama yang sejalan dengan Nietzsche, yang menurut saya dan beberapa teman menakutkan.

saya ingat sebuah perkataan seorang jurnalis & penulis bernama Mignon McLaughlin:
"There is something in every atheist, itching to believe, and there is something in every believer, itching to doubt."
yang menyadarkan betapa gelisahnya saya akan keengganan mengubur keraguan yang sebenarnya saya takutkan akan mendominasi keberserahan pada kekudusan yang telah saya percayai.
dan, kebetulan kosmik lainnya, membawa saya pada perkataan Gie:
"..kepercayaan yang baik timbul dari pergumulan yang terus menerus antara yakin dan kesangsian. Mereka yang tahu artinya ragu-ragu akan dapat kepercayaan yang lebih besar."
yang (eventually) membawakan kembali sedikit penyegaran untuk ingat bahwa Pengingat itu ada.
Seperti yang pernah saya tulis, Ia hadir dalam hal yang terlalu sederhana sehingga kita lupa.
Dalam persoalan kali ini, kesederhanaan-Nya membuat saya terlupa juga. lagi.

dan ketika saya tiba pada "Kalau aku ingat akan pesimisnya aku sekarang, betapa senangnya kalau aku ingat dulu ketika aku mengkhayalkan aku adalah anak Tuhan" (ya, masih) dari Gie,
sesuatu dari dalam hati saya mengatakan bahwa saya anak Tuhan, tanpa membubuhkan kata pernah atau masih;
yang juga menyatakan bahwa rasionalitas persuasif yang merajami saya hanya sedang takut akan dogma,
dan dalam komitmen tak tertulis yang lebih dahulu telah Ia sajikan, dalam ketidak-masuk-akalan-lah sebenarnya Tuhan menampakkan diri.
mungkin begini,
ketika Aristoteles mengatakan bahwa penalaran adalah ciri dari jiwa manusia, yang membuat saya berasumsi bahwa ketidak masuk akalan yang berada di 'atas' hikmahnya penalaran, bukankah dengan demikian menjadi semacam penunjuk bahwa ke-kompleks-an-Nya yang muncul dalam ke-luar-nalar-an manusia adalah tinggi dan luhur?



ini.
ini salah satu sumber gelisah saya juga.
saya gelisah dengan pemikiran saya yang semakin hari semakin menganggu. pertanyaan-pertanyaan beranak yang menghujani hal-hal sederhana, yang sebenarnya akan lebih mengefisien waktu dan tenaga untuk tidak menjejali pikiran dengan pertanyaan-pertanyaan. tak guna. my curiosity is disturbing.

dan, lagi,
saya gelisah dengan.. UAS tipografi yang komposisinya belum juga menunjukkan kedisiplinan grid yang tetap menonjolkan estetika.
saya galau. gelisah sebenar-benarnya.
kebiasaan saya melahirkan tweet untuk menghisteriakan timeline saya sendiri : "grid- grid terdisplinkan.. tapi jadi mengkhawatirkan! aaaaaaaaaaa mau asistensi lagi!"
dan saya lupa.
si dosen tipografi follow saya di twitter. yang lalu menghujani saya dengan link-link untuk membantu pemahaman grid (betapa baiknya diaaaaa! Tuhan memberkati!)

tapi bagaimanapun juga saya tetap dapat kegelisahan.
saya gelisah menjadi seorang pengeluh.
saya gelisah akan hal-hal yang terlalu absurd (yang saya lebih suka paparkan dalam buku harian).
saya gelisah akan ke-random-an saya dalam menulis (pengaruh tulisan Gie, sepertinya)
saya gelisah dengan pertanyaan-pertanyaan yang ingin saya ajukan pada seseorang, pertanyaan yang tak terarah dan tak berpegang pada konteks, seperti bagaimana agama dulu pernah membuatmu berpaling pada ke-manusia-an-mu? feminis apakah kamu? bagaimana kamu menyiapkan makan malammu?

saya gelisah akan kegelisahan saya.

You Might Also Like

0 comments

followers

Subscribe